1. Kita kan belajar Tafsir, mengapa sih mesti belajar tafsir segala? apa 'nggak cukup dengan buku-buku tafsir yang udah ada di depan kita?
2. dalam menafsirkan suatu ayat, terkadang para penafsir membawa kesimpulan yang berbeda-beda, kenapa sih begitu? apa yang melatarbelakangi mereka sehingga mesti berbeda? lalu secara hukum apakah dibenarkan perbedaan itu, atau nggak boleh beda?
3. coba seperti apa contoh perbedaan antar penafsir, dalam satu ayat saja, dimana letak perbedaannya, dan mengapa mereka berbeda. nah sikap kita terhadfap perbedaan itu seperti apa?
4.
"biarlah al-Qur'an bicara...!, "sergah pak kiyai tegas. sambil menatap tajam wajah santrinya.
"tapi pak kiyai..", dengus santrinya gelagapan.
"tapi apa...?", gertak pak kiyai.
"al-Qur'an kalau dibiarkan aja ga nyahut-nyahut..", sahut santrinya ngekeh.
"tergeletaaaaaaaaaaaaaak aja di pojok ruangan...", sambungnya.
"lalu...?", tukas pak kiyai sambil mengeryitkan dahinya.
"dia akan bersuara setelah dibaca manusia, mengeluarkan arti setelah diartikan manusia.., jadi yang mendatangkan makna itu al-Qur'an itu sendiri atau manusia yang membacanya...?", sambungnya.
"aaaah..! lo ada-ada aja tri.., santri....!", sahut pak kiyai melemah.
"kita tanyakan deh sama anak-anak mahaiswi YASBIQ...", sambungnya sambil ngeloyor meninggalkan santrinya.
Naaaaaaaaaaaah...! coba tolong jawab deh, membantu kiayi kebingungan itu kan ibadah juga.
tulis jawaban anda dalam bentuk naratif yang sederhana. lalu kirim jawaban melalui e-mail ke alamat; haem_qirman@yahoo.com selambat-lambatnya tanggal 20 juli 2008.
e e eh jangan lupa, tulis nama dan NIM-nya ya...!
selamat berUAS.
Haem Qirman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar